Minggu, 29 Desember 2013

Bussiness Model Pak Kyai...

Jawaban Quiz VI : Business Model Pak Kyai…

Saya tengah memikirkan konsep  Business Model Pak Kyai ketika terbetik ide untuk melibatkan pembaca dalam penulisannya. Dua manfaat sekaligus diperoleh dengan melibatkan pembaca ini, pertama ada yang melengkapi pengetahuan saya yang terbatas ini dan yang kedua karena melibatkan sejumlah besar participant yang ikut menjawab Quiz VI yang saya lontarkan tersebut – maka penghayatan tentang kebenaran janji Allah itu insyaAllah lebih mudah diyakini bersama – karena pembaca sendiri  yang menemukan jawabannya.

Pertama saya gunakan personifikasi Pak Kyai, karena pengajaran-pengajaran pak kyai ini di masa kecil saya sangat membekas. Kedua hal-hal sederhana yang biasa dilakukan oleh Kyai-kyai yang shaleh, terkadang mengandung makna yang sangat dalam ketika diaplikasikan dalam kehidupan kita.

Contoh yang sederhananya ya Matematika Pak Kyai yang saya jadikan tema Quiz tersebut. Sejak pertama kali kita belajar  berhitung di SD  “10-1 = 9” , maka siswa SD yang menjawab diluar ini pasti salah – bisa nggak naik kelas dia !

Masalahnya adalah ketika ilmu matematika ini begitu mendominasi pemikiran kita bahwa 10 dikurangi 1 pasti 9 , dan kemudian konsep matematika ini kemudian mempengaruhi pengelolaan harta kita – yang terjadi adalah kita menjadi pelit untuk berinfaq atau bersedekah. Dalam benak kita infaq atau sedekah adalah factor pengurang dari harta kita.

Sementara perhitungan matematika 10-1=9 adalah benar untuk aplikasi kehidupan pada umumnya, tetapi juga ada factor lain ketika kita berinfaq atau bersedekah – yaitu adanya balasan dari Allah Sang Maha Pencipta. Di satu sisi harta kita berkurang memang, tetapi di sisi lain ada penambahan yang jauh lebih besar dari factor pengurang tersebut.

Dari mana kita tahu akan adanya penambahan di sisi lain tersebut ?, dari mana lagi kalau bukan dari janji-janji Allah yang pasti benarnya. Janji-janji ini bisa ditemukan dalam sejumlah ayat maupun hadits yang sahih. Di antaranya adalah ayat-ayat sebagai berikut :

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS 2 : 261)

Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS 6 : 160)

Kemudian juga dari hadits qudsi berikut :

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman : “Barang siapa berbuat kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan yang semisal dan terkadang Aku tambahkan lagi. Dan barang siapa yang berbuat keburukan, maka balasannya adalah keburukan yang serupa atau Aku mengampuninya. Barangsiapa mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari. Dan barang siapa yang bertemu dengan-Ku dengan membawa kesalahan sebesar isi bumi tanpa menyekutukan-Ku dengan yang lainnya, maka Aku akan menemuinya dengan ampunan sebesar itu pula””.(Shahih Muslim, hadits no 4852).

Jadi dalilnya sangat kuat bahwa balasan Allah itu jauh lebih besar dari harta yang kita infaqkan. Sehingga dalam hal pengelaan harta ini, satu yang kita infaqkan dari harta kita, akan diganti oleh Allah dengan sepuluh atau lebih dan bahkan bisa 700 . Bila dibahasakan matematikanya menjadi “10 – 1 >= 19” karena pengurang yang 1 diganti 10 atau lebih (“>=” dibaca “lebih besar atau sama dengan”).

Banyak sekali yang menjawab benar, sehingga saya harus memilihnya dengan berdasarkan kelengkapan argumentnya. Pemenangnya adalah :

1)     Dian Susilowati (1 Dinar)
2)     Utomo Andrian ( 1 Khamsah)
3)     Cut Asyifanur ( 1 Dirham)

Pemenang bisa menghubungi kami untuk meng-klaim hadiahnya.

Namun lebih penting dari Quiz ini sendiri adalah bagaimana sekarang kita mengaplikasikannya dalam kehidupan kita untuk hal yang sudah dijanjikan oleh Allah pasti benarnya ini ? Aplikasinya di kehidupan pribadi insyaAllah sudah sangat banyak yang menerapkan dan merasakannya. Namun bagaimana kalau kita terapkan pada dunia usaha ? seperti apa modelnya ?

Inilah yang saya sebut Business Model Pak Kyai, pemikiran-pemikiran khas a la Kyai yang sepintas nampak sederhana – kini bisa menjadi Business Model nan canggih di era teknologi ini. Saya beri contoh misalnya buku-buku yang selama ini dicetak rekanan-rekanan kami dari tulisan-tulisan di situs ini.

Ketika buku pertama sampai 12 dicetak dan dijual ke masyarakat dengan harga x misalnya. Maka secara teoritis kami memiliki pendapatan yang merupakan penjumlahan dari exemplar tercetak/buku x harga masing-masing buku x royalty (%). Ketika buku yang ke 13 kami putuskan digratiskan – otomatis penghasilan dari buku ini tidak ada lagi. Berapapun buku tersebut dibaca orang – semuanya gratis, sehingga tidak ada lagi penghasilan dari buku ini. Lantas dari mana penggantinya ?


Grafik di atas memberi ilustrasi tentang konsep ini, dalam berinteraksi melayani masyarakat – kami putuskan semaksimal mungkin masyarakat mendapatkan layanan itu gratis. Baik itu berupa buku, tulisan sampai juga training-training yang kami adakan di Startup Center. Inilah masyarakat luas di ujung kanan dari grafik.

Penghasilan kami sendiri cukup dari sedikit masyarakat diujung kiri dari grafik tersebut – yaitu sedikit masyarakat yang membeli Dinar, membeli bibit-bibit kebun Al-Qur’an dan bahkan juga ada beberapa orang yang menawarkan lahannya yang luas untuk kami olah menjadi Kebun Al-Qur’an.

Bayangkan sekarang, beberapa kebun yang akan digarap itu luasannya bisa berkisar puluhan dan ratusan hektar. InsyaAllah akan sangat lebih dari cukup untuk menggantikan pendapatan yang hilang dari penjualan buku !

Lebih lanjut bayangkan pula  bila perusahaan-perusahaan di Indonesia berlomba mengembangkan model bisnis serupa. Maka mayoritas masyarakat akan memperoleh layanan itu gratis, hanya segelintir orang atau pihak saja yang perlu membayar – yaitu orang-orang atau pihak-pihak yang memang memperoleh manfaat maksimal, sehingga layak mereka membayar  penuh untuk ini.

Lebih detil aplikasinya insyaAllah kita akan bahas dalam pertemuan Majlis BTWG berikutnya 25/01/2014 di Startup Center dengan judul “Social Business Model – A Great Conquest” – yang berminat sudah boleh mendaftar karena dibatasi hanya maksimal 100 orang setiap acara. InsyaAllah.

geraidinar.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar